- Sejarah Terbentuknya KWT Tani Makmur
Tahun
2001, berawal dari keprihatinan Ibu Hanik terhadap
harga hasil-hasil pertanian yang sangat murah dimana ketela pohon hanya
Rp. 300,-/kg dan talas Rp. 250,-/ kg, maka terpikirlah untuk meningkatkan nilai
jual hasil pertanian
dengan cara mengolahnya menjadi produk olahan. Selanjutnya Ibu Hanik mengajak ibu-ibu di lingkungan rumahnya,
Jl. A. Yani Gg. Wijaya Kusuma No. 4 RT. 13 RW. 04, Kelurahan Surodakan,
Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, untuk mengolah ketela pohon menjadi sermier, yang
berkembang menjadi tiwul instan
dan gatot instan, sedangkan talas
diolah menjadi kripik. Selanjutnya ada 15 (lima belas) ibu-ibu yang bergabung
dan membentuk kelompok.
Tahun
2003, Departemen Pertanian melaksanakan Program Pembinaan
Peningkatan Pendapatan Petani Kecil (P4K) berupa pemberian modal untuk
operasional petani kecil, termasuk kelompok ibu-ibu yang dimotori oleh Ibu
Hanik, dan program ini berlangsung sampai tahun 2005. Selama kurun waktu 2
tahun, kelompok ini menunjukkan perkembangannya sehingga memotivasi Ibu-ibu di lingkungan
sekitar untuk membentuk kelompok petani kecil dan mengakses program P4K untuk usahanya.
Tahun
2006, meski tanpa Program P4K, kelompok ini tetap
dan semakin berkembang usahanya, namun demikian bencana banjir yang terjadi pada
pertengahan 2006 menghabiskan semua peralatan dan bahan baku hingga tidak
tersisa. Meskipun demikian Ibu Hanik, sebagai Ketua Kelompok, tidak pantang
menyerah dan beliau mengajak para pengurus dari 5 (lima) kelompok petani kecil
untuk bangkit dan bergabung menjadi gabungan kelompok petani kecil dengan
menggunakan
modal pribadi sebesar Rp.25.000,- per orang. Namun demikian hanya 17 orang yang
bersedia dan bergabung membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) yang dinamakan
“TANI MAKMUR”. Seiring dengan perkembangan usaha KWT Tani Makmur, menginspirasi
ibu-ibu di lingkungan sekitar untuk bergabung dan sampai tahun 2009, jumlah anggota
menjadi 42 orang.
A.
Kelembagaan
·
Legalitas,
KWT Tani Makmur dikukuhkan oleh Bapak Bupati pada 19 Desember 2009, dengan SK
Bupati Trenggalek No. 411.61/03.110.007.589/406.087/2009 sebagaimana terlampir;
·
Struktur
Organisasi KWT Tani Makmur
Ketua : Hani’atul
Makrifah
Wakil Ketua : Yeni Natalia
Sekretaris : Dyah
Indhi Murwati
Bendahara : Inti Mardiana
·
Pertemuan
rutin, dilaksanakan setiap tgl 15 malam (setelah
sholat maghrib), yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap anggota dalam
rangka mengantisipasi perkembangan teknologi dan permintaan pasar. Agenda
pertemuan adalah penyampaian
informasi dan diskusi tentang: (i) akses permodalan
maupun peluang aneka olahan/usaha yang sedang tren; (ii) permasalahan dan upaya
penyelesaiannya. Agenda lain yang
penting sebagai salah satu sumber permodalan adalah ARISAN.
·
AD/ART,
terlampir
·
Permodalan, berasal dari swadaya anggota dan pinjaman dari
pemerintah. Adapun perkembangan modal usaha selama 3 tahun terakhir (2011 - 2013)
sebagaimana terlampir
B.
Perkembangan
Usaha
·
sampai
tahun 2008,
usaha KWT Tani Makmur berupa pembuatan olahan dari produk pertanian lokal
seperti ketela pohon, talas, jagung, labu kuning, garut, sukun, pisang, dll
·
Tahun 2008, dengan melihat
perkembangan usaha KWT Tani Makmur, banyak masyarakat (kaum perempuan) yang
tertarik dan ingin belajar berbagai jenis olahan produk pertanian, perkebunan,
peternakan maupun perikanan dengann cara magang. Hal ini memunculkan ide dari
KWT Tani Makmur untuk mendirikan Lembaga Pelatihan sekaligus pemberdayaan kaum
perempuan khususnya di bidang ekonomi. Akhirnya pada Juni 2011, berdirilah Lembaga Pelatihan dan Pengolahan
Hasil (LPPH)
·
Akhir
Tahun 2009, Ibu Hanik, selaku Ketua KWT “TANI MAKMUR” mengikuti
Pelatihan Pengolahan Belut dan Lele yang diselenggarakan oleh Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Trenggalek dan langsung mempraktekkan dan mengolah
belut menjadi kripik, abon dan dendeng, sedangkan lele diolah menjadi abon, krupuk,
kripik daging lele, kripik kulit dan kripik sirip lele. Dalam perkembangannya
KWT Tani Makmur mengalami kendala terkait bahan baku belut, karena tidak
tersedia di Trenggalek dan harganya melambung, meski permintaan terhadap olahan
belut cukup tinggi. Sedangkan olahan lele yang berkembang sampai sekarang
adalah krupuk dan abon lele.
·
Tahun
2011, Ibu
Hanik dan beberapa anggota KWT
“TANI MAKMUR” mengikuti Bimbingan Teknis Peningkatan Produk Nilai Tambah
(BIMTEK PPNT) yang diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Trenggalek. Dalam BIMTEK ini diajarkan dan dipraktekkan pembuatan berbagai
olahan ikan laut seperti bakso, sosis, krupuk dari daging ikan, kripik kulit
ikan, krupuk tulang ikan, abon ikan, kaki naga dan ikan lele asap. Bimtek ini
menginspirasi Bu Hanik dkk untuk mengembangkan usaha pengolahan bakso, sosis,
nugget, kaki naga, abon, krupuk ikan laut, dengan bahan baku ikan laut selain
itu ada perbaikan teknis dalam pembuatan lele asap dari yang selama ini dibuat.
·
Tahun
2012, Ibu
Hanik dan beberapa anggota KWT
“TANI MAKMUR” mengikuti BIMTEK
Peningkatan Produk Nilai Tambah yang diselenggarakan oleh Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Trenggalek. Dalam BIMTEK ini diajarkan dan dipraktekkan
pembuatan olahan ikan laut yang dibungkus kulit lumpia seperti spring roll,
ekkado, siomay dan samosa ikan laut. Bu Hanik dan anggotanya selanjutnya juga
menggadopsi olahan ini untuk menjadi salah satu jenis produk olahan ikan yang
dijual.
·
Produk
Olahan Tahun 2014,
a.
ketela pohon : tiwul
instan, gatot instan, sermier, rengginang, emping, kembang goyang, bidara
b.
talas : kripik, stik dan tortila
c.
jagung : nasi jagung, tortilla, marning
d.
garut : kue kering, emping
e.
sukun, labu kuning, ketela
rambat, pisang, dll untuk kue basah seperti gethuk, puding, dan kripik
f.
ikan lele : krupuk daging,
g.
ikan laut (lemedang dan
marlin): bakso, nugget, sosis dan kaki naga
h.
ikan laut (tuna) : abon,
samosa, spring roll, krupuk, crispy, ikan asap
i.
Aneka kue basah
yang setiap hari dipasarkan di pasar lokal dan
melayani pesanan
untuk acara rapat maupun hajatan.
j.
Melayani juga pemesanan
nasi kotak, tumpeng, dll
·
Kemasan dan Label Produk,
a.
Produk berupa
kripik dengan kemasan kecil menggunakan plastik jenis PP (Poly Prophylene) 0,8
mm dan disealer dengan hand sealer
b.
Produk beku
seperti bakso, nugget, kaki naga, dll menggunakan plastik jenis PE (Poly
Ethylene) 0,8 mm dan disealer dengan hand sealer
c.
untuk
kemasan kecil 100 gram, 250 gram, label produk menggunakan kertas stiker hasil
cetakan sendiri
d.
untuk
kemasan curah seperti gatot dan thiwul instan, menggunakan kantong plastik
besar kapasitas 25 kg atau 50 kg (tergantung permintaan) dan tidak menggunakan
label
C.
Pelatihan
yang pernah diikuti
a.
Pengembangan
potensi UKM perempuan
sebagai penggerak ekonomi keluarga
b.
Pelatihan
permagangan manajemen kelembagaan bagi P4S.
c.
Pelatihan daun
pandan
d.
Pelatihan
kepemimpinan dan kewirausahaan agribisnis berlandaskan moral dan etika bagi petani
e.
Pelatihan manajemen
pengembangan usaha kelompok
f.
Pengembangan
metodologi permagangan bagi pengelola P4S
g.
Peningkatan kompetensi bagi instruktur P4S
h.
Apresiasi
pengembangan SDM pertanian
i.
Bimbingan Teknis (BIMTEK) Difersifikasi Usaha bagi wanita nelayan
j.
BIMTEK pengelolaan usaha bagi Kelompok Usaha Bersama (KUB)
k.
Pelatihan
pengembangan pangan lokal
l.
Training program on
Indonesian’s export to Japan
m.
Penyuluhan keamanan
pangan
n.
Pelatihan Pengolahan Belut
dan Lele
o.
BIMTEK Peningkatan Produk
Nilai Tambah pada Produk Perikanan
D.
Pembangunan
Jejaring
·
Bahan
Baku, bekerjasama dengan beberapa kelompok tani lokal
untuk penyediaan bahan baku olahan pertanian dan dengan beberapa nelayan maupun
pedagang ikan Trenggalek (khususnya Prigi) dan Pacitan dalam penyediaan bahan
baku berbagai jenis ikan
·
Pemasaran, lokal Kabupaten
Trenggalek dan luar daerah seperti Jombang, Malang, Tuban, Lamongan, Surabaya, Pacitan dan Kediri.
dalam upaya pemasaran produk dan membangun jejaring usaha, KWT Tani Makmur
sering mengikuti even-even tingkat
Kabupaten, Provinsi maupun Nasional seperti penas KTNA
(Komite Tani Nelayan Andalan), Parade Pangan Nusantara dan Pekan Kelompok Informasi Masyarakat.
·
Perijinan, PIRT
dari Dinas Kesehatan sudah lengkap (sertifikat terlampir)
·
Pembinaan, yang terpadu sangat diperlukan dalam
pengembangan usaha dan kelembagaan KWT Tani Makmur, yang dibina oleh Dinas
Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Kantor Ketahanan Pangan, Dinas KOPERINDAGTAMBEN,
BAPEMAS, Dinas Peternakan, DISNAKERTRANSOS, BAPELUH dan Dinas Perhubungan dan
KOMINFO
E.
Prestasi
·
Tahun
2006, Juara III Lomba Cipta Menu dari bahan lokal tingkat Kabupaten Trenggalek
·
Tahun
2007, (i)
Petani berprestasi tingkat nasional;
(ii) Agribisnis Usaha Kecil UP3HP (Unit Pelayanan Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian)
·
Tahun
2010, pemandu stand terbaik dalam pekan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang diselenggarakan
di Tulungagung
·
Tahun
2013, (i)
pemandu stand terbaik dan
Stan Terbaik dalam pekan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang diselenggarakan
di Sumenep