Jumat, 04 April 2014

PROFIL KELOMPOK WANITA TANI (KWT) “TANI MAKMUR



  1. Sejarah Terbentuknya KWT Tani Makmur
Tahun 2001, berawal dari keprihatinan Ibu Hanik terhadap harga hasil-hasil pertanian yang sangat murah dimana ketela pohon hanya Rp. 300,-/kg dan talas Rp. 250,-/ kg, maka terpikirlah untuk meningkatkan nilai jual hasil pertanian dengan cara mengolahnya menjadi produk olahan. Selanjutnya Ibu Hanik mengajak ibu-ibu di lingkungan rumahnya, Jl. A. Yani Gg. Wijaya Kusuma No. 4 RT. 13 RW. 04, Kelurahan Surodakan, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, untuk mengolah ketela pohon menjadi sermier, yang berkembang menjadi tiwul instan dan gatot instan, sedangkan talas diolah menjadi kripik. Selanjutnya ada 15 (lima belas) ibu-ibu yang bergabung dan membentuk kelompok.
Tahun 2003, Departemen Pertanian melaksanakan Program Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani Kecil (P4K) berupa pemberian modal untuk operasional petani kecil, termasuk kelompok ibu-ibu yang dimotori oleh Ibu Hanik, dan program ini berlangsung sampai tahun 2005. Selama kurun waktu 2 tahun, kelompok ini menunjukkan perkembangannya sehingga memotivasi Ibu-ibu di lingkungan sekitar untuk membentuk kelompok petani kecil dan mengakses program P4K untuk usahanya.
Tahun 2006, meski tanpa Program P4K, kelompok ini tetap dan semakin berkembang usahanya, namun demikian bencana banjir yang terjadi pada pertengahan 2006 menghabiskan semua peralatan dan bahan baku hingga tidak tersisa. Meskipun demikian Ibu Hanik, sebagai Ketua Kelompok, tidak pantang menyerah dan beliau mengajak para pengurus dari 5 (lima) kelompok petani kecil untuk bangkit dan bergabung menjadi gabungan kelompok petani kecil dengan menggunakan modal pribadi sebesar Rp.25.000,- per orang. Namun demikian hanya 17 orang yang bersedia dan bergabung membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) yang dinamakan “TANI MAKMUR”. Seiring dengan perkembangan usaha KWT Tani Makmur, menginspirasi ibu-ibu di lingkungan sekitar untuk bergabung dan sampai tahun 2009, jumlah anggota menjadi 42 orang.

A.     Kelembagaan
·           Legalitas, KWT Tani Makmur dikukuhkan oleh Bapak Bupati pada 19 Desember 2009, dengan SK Bupati Trenggalek No. 411.61/03.110.007.589/406.087/2009 sebagaimana terlampir;
·           Struktur Organisasi KWT Tani Makmur
Ketua              :    Hani’atul Makrifah
Wakil Ketua    :    Yeni Natalia        
Sekretaris       :    Dyah Indhi Murwati   
Bendahara      :    Inti Mardiana
·           Pertemuan rutin, dilaksanakan setiap tgl 15 malam (setelah sholat maghrib), yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap anggota dalam rangka mengantisipasi perkembangan teknologi dan permintaan pasar. Agenda pertemuan adalah penyampaian informasi dan diskusi tentang:                          (i) akses permodalan maupun peluang aneka olahan/usaha yang sedang tren;                           (ii) permasalahan dan upaya penyelesaiannya. Agenda  lain yang penting sebagai salah satu sumber permodalan adalah ARISAN.
·           AD/ART, terlampir
·           Permodalan, berasal dari swadaya anggota dan pinjaman dari pemerintah. Adapun perkembangan modal usaha selama 3 tahun terakhir (2011 - 2013) sebagaimana terlampir

B.      Perkembangan Usaha
·           sampai tahun 2008, usaha KWT Tani Makmur berupa pembuatan olahan dari produk pertanian lokal seperti ketela pohon, talas, jagung, labu kuning, garut, sukun, pisang, dll
·           Tahun 2008, dengan melihat perkembangan usaha KWT Tani Makmur, banyak masyarakat (kaum perempuan) yang tertarik dan ingin belajar berbagai jenis olahan produk pertanian, perkebunan, peternakan maupun perikanan dengann cara magang. Hal ini memunculkan ide dari KWT Tani Makmur untuk mendirikan Lembaga Pelatihan sekaligus pemberdayaan kaum perempuan khususnya di bidang ekonomi. Akhirnya pada Juni 2011,  berdirilah Lembaga Pelatihan dan Pengolahan Hasil (LPPH)
·           Akhir Tahun 2009, Ibu Hanik, selaku Ketua KWT “TANI MAKMUR” mengikuti Pelatihan Pengolahan Belut dan Lele yang diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Trenggalek dan langsung mempraktekkan dan mengolah belut menjadi kripik, abon dan dendeng, sedangkan lele diolah menjadi abon, krupuk, kripik daging lele, kripik kulit dan kripik sirip lele. Dalam perkembangannya KWT Tani Makmur mengalami kendala terkait bahan baku belut, karena tidak tersedia di Trenggalek dan harganya melambung, meski permintaan terhadap olahan belut cukup tinggi. Sedangkan olahan lele yang berkembang sampai sekarang adalah krupuk dan abon lele.
·           Tahun 2011, Ibu Hanik dan beberapa anggota KWT “TANI MAKMUR” mengikuti Bimbingan Teknis Peningkatan Produk Nilai Tambah (BIMTEK PPNT) yang diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Trenggalek. Dalam BIMTEK ini diajarkan dan dipraktekkan pembuatan berbagai olahan ikan laut seperti bakso, sosis, krupuk dari daging ikan, kripik kulit ikan, krupuk tulang ikan, abon ikan, kaki naga dan ikan lele asap. Bimtek ini menginspirasi Bu Hanik dkk untuk mengembangkan usaha pengolahan bakso, sosis, nugget, kaki naga, abon, krupuk ikan laut, dengan bahan baku ikan laut selain itu ada perbaikan teknis dalam pembuatan lele asap dari yang selama ini dibuat.
·           Tahun 2012, Ibu Hanik dan beberapa anggota KWT “TANI MAKMUR” mengikuti BIMTEK  Peningkatan Produk Nilai Tambah yang diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Trenggalek. Dalam BIMTEK ini diajarkan dan dipraktekkan pembuatan olahan ikan laut yang dibungkus kulit lumpia seperti spring roll, ekkado, siomay dan samosa ikan laut. Bu Hanik dan anggotanya selanjutnya juga menggadopsi olahan ini untuk menjadi salah satu jenis produk olahan ikan yang dijual.
·           Produk Olahan Tahun 2014,
a.        ketela pohon       :    tiwul instan, gatot instan, sermier, rengginang, emping, kembang goyang, bidara
b.        talas                     :    kripik, stik dan tortila
c.         jagung                 :    nasi jagung, tortilla, marning
d.        garut                    :    kue kering, emping
e.        sukun, labu kuning, ketela rambat, pisang, dll untuk kue basah seperti gethuk, puding, dan kripik
f.          ikan lele               :    krupuk daging,
g.        ikan laut (lemedang dan marlin): bakso, nugget, sosis dan kaki naga
h.        ikan laut (tuna)    :    abon, samosa, spring roll, krupuk, crispy, ikan asap
i.          Aneka kue basah yang setiap hari dipasarkan di pasar lokal dan melayani pesanan untuk acara rapat maupun hajatan.
j.          Melayani juga pemesanan nasi kotak, tumpeng, dll
·           Kemasan dan Label Produk,
a.        Produk berupa kripik dengan kemasan kecil menggunakan plastik jenis                      PP (Poly Prophylene) 0,8 mm dan disealer dengan hand sealer
b.        Produk beku seperti bakso, nugget, kaki naga, dll menggunakan plastik jenis PE (Poly Ethylene) 0,8 mm dan disealer dengan hand sealer
c.         untuk kemasan kecil 100 gram, 250 gram, label produk menggunakan kertas stiker hasil cetakan sendiri
d.        untuk kemasan curah seperti gatot dan thiwul instan, menggunakan kantong plastik besar kapasitas 25 kg atau 50 kg (tergantung permintaan) dan tidak menggunakan label  
C.      Pelatihan yang pernah diikuti
a.      Pengembangan potensi UKM perempuan sebagai penggerak ekonomi keluarga
b.         Pelatihan permagangan manajemen kelembagaan bagi P4S.
c.         Pelatihan daun pandan
d.         Pelatihan kepemimpinan dan kewirausahaan agribisnis berlandaskan moral dan etika bagi petani
e.         Pelatihan manajemen pengembangan  usaha kelompok
f.          Pengembangan metodologi permagangan bagi pengelola P4S
g.         Peningkatan kompetensi bagi instruktur P4S
h.         Apresiasi pengembangan SDM pertanian
i.           Bimbingan Teknis (BIMTEK) Difersifikasi Usaha bagi wanita nelayan
j.           BIMTEK pengelolaan usaha bagi Kelompok Usaha Bersama (KUB)
k.         Pelatihan pengembangan pangan lokal
l.           Training program on Indonesian’s export to Japan
m.      Penyuluhan keamanan pangan
n.         Pelatihan Pengolahan Belut dan Lele
o.         BIMTEK Peningkatan Produk Nilai Tambah pada Produk Perikanan

D.     Pembangunan Jejaring
·           Bahan Baku, bekerjasama dengan beberapa kelompok tani lokal untuk penyediaan bahan baku olahan pertanian dan dengan beberapa nelayan maupun pedagang ikan Trenggalek (khususnya Prigi) dan Pacitan dalam penyediaan bahan baku berbagai jenis ikan
·           Pemasaran,  lokal Kabupaten Trenggalek dan luar daerah seperti Jombang, Malang, Tuban, Lamongan, Surabaya, Pacitan dan Kediri. dalam upaya pemasaran produk dan membangun jejaring usaha, KWT Tani Makmur sering mengikuti even-even tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Nasional seperti penas KTNA (Komite Tani Nelayan Andalan), Parade Pangan Nusantara dan Pekan Kelompok Informasi Masyarakat.
·           Perijinan, PIRT dari Dinas Kesehatan sudah lengkap (sertifikat terlampir)
·           Pembinaan, yang terpadu sangat diperlukan dalam pengembangan usaha dan kelembagaan KWT Tani Makmur, yang dibina oleh Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Kantor Ketahanan Pangan, Dinas KOPERINDAGTAMBEN, BAPEMAS, Dinas Peternakan, DISNAKERTRANSOS, BAPELUH dan Dinas Perhubungan dan KOMINFO

E.      Prestasi
·           Tahun 2006, Juara III Lomba Cipta Menu dari bahan lokal tingkat Kabupaten Trenggalek
·           Tahun 2007, (i) Petani berprestasi tingkat nasional; (ii) Agribisnis Usaha Kecil UP3HP (Unit Pelayanan Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian)
·           Tahun 2010, pemandu stand terbaik dalam pekan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang diselenggarakan di Tulungagung
·           Tahun 2013, (i) pemandu stand terbaik dan Stan Terbaik dalam pekan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang diselenggarakan di Sumenep